Musibah Datang, Jangan Salahkan Alam, Salahkan Siapa?
Jangankan musibah besar yang dicontohkan tadi, ketika lembaran daun-daun dari ranting yang jatuh ke bumi pun tanpa terkecuali atas kehendak Sang Maha Pencipta.
Ketika musibah datang menimpa kita, tidak sepantasnya menyalahkan alam apa yang disebut bencana alam, apalagi yang menciptakan alam tersebut. Kita lupa siapa yang menciptakan alam dan manusia dari tidak ada menjadi ada.
Allah SWT menciptakan dan menjadikan sesuatu di bumi dan langit ini sesuai dengan kadarnya, tidak melebihinya atau menguranginya. Peredaran tata surya di langit sesuai dengan jalurnya, tanpa bertabrakan, tidak bergerak melenceng sedikitpun. Hal sama dengan diciptakannya manusia di bumi ini sudah sesuai dengan kehendaknya berpasang-pasangan sesuai dengan kodratnya.
Baca juga: Menjadikan Ta'awwun Solusi Masalah Dunia
Begitu juga ketika Allah SWT menurunkan hujan di bumi sesuai dengan kadarnya, tidak lebih dan tidak kurang. Penyebab banjir dan tanah longsor bukan karena hujan yang curah tinggi dan lama, akan tetapi karena ulah manusia yang serakah dengan mengubah ritme alam yang sedang dikelolanya.
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar),” (QS. Ar-Rum: 41).
Kita lihat banyak hutan-hutan digunduli sehingga tidak dapat bervegetasi, satwa hutan diburu sehingga memutuskan jalur simbiosis mutualisme, buang sampah di saluran (kanal/kali) air sehingga sempitnya arus turun air , bibir pantai direklamasi dibuat perumahan, kantor, mal atau hotel sehingga hilangnya ruang gerak air.
Daerah-daerah resapan air seperti rawa dan sawah disulap menjadi perkebunan besar atau pertambakan yang terbentang luas yang berdampak tangkapan air hilang. Semua atas keserakahan manusia mulai dari pucuk pimpinan hingga rakyat biasa, tanpa sedikitpun memedulikan dampak negatifnya.
Baca juga: Bertanyalah Sebelum Tersesat
Masihkah kita menyalahkan alam? Siapa yang patut disalahkan? Manusia salah bukan alam. Alam sudah banyak memberikan kehidupan manusia. Alam selalu bertasbih kepada Rabb-Nya. Tapi, manusia memang tamak dan serakah kepada alam. Ketika alam terganggu, pencipta alam menjadi murka. Allahu’alam bishawab. (Mursalin Yasland)