Home > Risalah

Hati yang Bening

Hidup ini bagai bunga mawar, padanya terdapat keindahan yang membuat kita bahagia, namun padanya juga terdapat duri yang menyakiti kita.
Ilustrasi Foto: Wordpress.com
Ilustrasi Foto: Wordpress.com

SumatraLink.id -- Suatu ibadah yang sangat bernilai di sisi Allah Subhanahuwata’ala (SWT), tapi sedikit wujudnya di tengah-tengah manusia. Dialah “hati yang bening”. Alangkah perlunya kita kepada hati-hati yang seperti itu. Inilah kisah-kisah dari kebeningan hati.

Sebagian mereka ada yang mengatakan, “Setiap kali aku melewati rumah seorang muslim yang megah, saya mendoakannya agar diberkahi". Sebagian lain berkata, “Setiap kali aku lihat kenikmatan pada seorang Muslim dan keluarganya sholih sholihah, saya mendoakan: ‘Ya Allah, jadikanlah kenikmatan itu penolong baginya untuk taat kepada-Mu dan berikanlah keberkahan kepadanya”.

Ada lagi yang mengatakan, “Setiap kali aku berpapasan dengan pelaku maksiat, kudoakan dia agar mendapat hidayah”.Yang lain lagi mengatakan, “Saya selalu berdo’a semoga Allah memberikan hidayah kepada hati manusia seluruhnya, sehingga leher mereka terbebas (dari neraka), begitu pula wajah mereka diharamkan dari api neraka”.

Baca juga: Hidayah Itu Dicari, Bukan Ditunggu (Bag. 1)

Yang lainnya mengatakan: “Setiap kali hendak tidur, aku berdoa: ‘Ya Rabb-ku, siapapun dari kaum Muslimin yang berbuat zalim kepadaku, sungguh aku telah memaafkannya. Oleh karena itu, maafkanlah dia, karena diriku terlalu hina untuk menjadi sebab disiksanya seorang muslim di neraka’”.

Itulah hati-hati yang bening. Alangkah perlunya kita kepada hati-hati yang seperti itu. Ya Allah, jangan halangi kami untuk memiliki hati seperti ini, karena hati yang jernih adalah penyebab kami masuk surga.

Suatu malam, Al Hasan Al Bashri berdo’a, “Ya Allah, maafkanlah siapa saja yang menzalimiku...,” dan ia terus memperbanyak do’a itu!

Baca juga: Hidayah Itu Dicari, Bukan Ditunggu (Bag. 2)

Maka ada seseorang yang bertanya kepadanya, “Wahai Abu Sai’d (Al Hasan Al Bashri), sungguh malam ini aku mendengar engkau berdoa untuk kebaikan orang yang menzalimimu, sehingga aku berangan-angan, andai saja aku termasuk orang yang menzalimimu, maka apakah yang membuatmu melakukannya?”

Beliau menjawab: "Firman Allah SWT yang artinya “Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya kembali kepada Allah’”. (QS. Asy-Syuuro: 40)

Sungguh, itulah hati yang dijadikan shalih dan dibina oleh para pendidik dengan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka, selamat atas surga yang didapatkan oleh mereka.

Baca juga: Hidayah Itu Dicari, Bukan Ditunggu (Bag. 3/Habis)

Janganlah engkau bersedih meratapi kebaikanmu. Sebab jika di dunia ini tidak ada yang menghargainya, yakinlah bahwa di langit ada yang memberkahinya. Hidup kita ini bagai bunga mawar. Padanya terdapat keindahan yang membuat kita bahagia, namun padanya juga terdapat duri yang menyakiti kita.

Apapun yang ditakdirkan menjadi milikmu akan mendatangimu walaupun engkau lemah. Sebaliknya apapun yang tidak ditakdirkan menjadi milikmu, engkau tidak akan dapat meraihnya, bagaimana pun kekuatanmu! (Disarikan oleh Herlina/Lampung)

Editor: Mursalin Yasland

× Image