Home > Risalah

Mengharap Hidayah Bukan Menunggu Hidayah

Dalam benak kita, mengapa kita masih biasa saja, tidak tampak efek luar biasa, padahal kita juga berdoa kepada Allah, paling tidak 17 kali dalam sehari semalam?

Mungkin tersisa dibenak kita, mengapa kita masih saja “biasa”, tidak tampak efek luar biasa, padahal kita juga berdoa kepada Allah, paling tidak 17 kali dalam sehari semalam?

Boleh jadi karena kurangnya penghayatan kita terhadap doa yang kita panjatkan. Kita memohon kepadanya, namun tidak tau apa yang kita minta, atau tidak menyadari, permohonan apa yang kita panjatkan kepada-Nya. Allah tidak mengabulkan doa yang berangkat dari hati yang lalai.

“Ketahuilah, sesungguhnya Allah SWT tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai,” (HR Tirmizi, Al-Albani menyatakan hadits hasan).

Atau bisa jadi pula, karena ikhtiar kita untuk mendapatkan hidayah belum optimal. Selain doa yang menuntut hadirnya hati, juga terhindarnya kita dari faktor-faktor penghalang terkabulnya doa, mestinya kita iringi doa dengan ikhtiar.

Hidayah irsyad kita cari dengan banyak belajar, menelaah Al-Quran dan As-Sunnah, mengkaji kitab-kitab yang ditulis para ulama, maupun menghadiri majelis-majelis ilmu. Adapun hidayah taufik, hendaknya kita cari dengan bergaul bersama orang-orang shalih dan bermujahadah untuk menjalankan amal-amal penyubur iman.

Hidayah adalah petunjuk yang secara halus menunjukkan dan mengantarkan kepada sesuatu yang dicari. Dan yang paling dicari manusia semestinya adalah keselamatan di dunia. Untuk mendapatkannya, Allah SWT telah memberi bekal bagi setiap manusia dengan berbagai arahan yang akan membawa menuju keselamatan. Namun Allah SWT juga memberinya pilihan. Sehingga ada yang mengikuti petunjuk lalu selamat dan ada yang tidak mengacuhkannya, lalu celaka.

Imam Ibnul Qayyim dan Imam al Fairusz Abadi menjelaskan, Allah telah memberikan petunjuk secara halus kepada setiap manusia agar selamat hingga hari kiamat, bahkan sejak hari kelahirannya. Beliau menyebutkan;

Tahapan pertama adalah memberikan hidayah yang bersifat umum kepada setiap manusia bahkan setiap mahluknya. Yaitu petunjuk berupa insting, akal, kecerdasan dan pengetahuan dasar agar makhluknya bisa mencari dan mendapatkan berbagai hal, yang memberinya maslahat. Hidayah inilah yang dimaksud dalam ayat,

“Musa berkata; ‘Rabb kami ialah (Rabb) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk” (QS. Thaha: 50).

× Image