Home > Ulasan

Masih Adakah Hoegeng di Zaman Ini?

Tampil mengayomi masyarakat dengan membela kejujuran, kebenaran, dan keadilan yang bermartabad.
(Foto Ilustrasi: Dok. Republika.co.id/Putra M Akbar)
(Foto Ilustrasi: Dok. Republika.co.id/Putra M Akbar)

SumatraLink.id -- Oleh Mursalin Yasland (Jurnalis)

Pernyataan seperti ini sangat miris dan merayap masif di zaman serba instan dan multiplatform. "Ada duit abang selamat, tak ada duit abang melayang," “Ada duit urusan beres, tak ada duit habis perkara,” dan atau, “berapa bagian saya, saya dapat apa?”...

Tapi, setiap zaman ada orangnya, dan setiap orang ada cerita pada zamannya. Ini yang masih menjadi optimisme kita semua untuk ke depan.

Secara langsung atau tidak kami (boleh dikata) juga keluarga polisi. Bahkan, saking kerennya profesi ini, saya pernah ikut tes polisi beberapa kali, juga tentara tapi gagal di babak awal.

Pernah membaca status di media sosial dari orang yang saya kenal dekat, memberikan rasa optimisme baru dalam institusi kepolisian negeri ini.

Baca juga: Rupiah Mengubah Wajah Dunia

Sangat jarang, bahkan sama sekali tidak ada yang berani menebarkan status (pernyataan) seperti ini dari kalangan Bhayangkara. Ada (mungkin) tapi tidak (berani) terucap secara tertulis, seperti status anggota polisi itu di bawah ini yang saya kutip utuh:

"Semoga didalam jiwa insan2 Bhayangkara sejati selalu tertanam keikhlasan utk mengabdi pada masyarakat,bangsa dan negara guna untuk selalu dpt menjadi pelayan, pelindung dan pengayom masyarakat...

Hingga akhir dpt menjadi jiwa2 yang dirindukan surgaNYA...aamiin yra...

Selamat hari bhayangkara ke-75 (waktu itu) bagi semua insan TRIBRATA dimanapun berada... ladang pengabdian terbentang luas... raih keridhoan-NYA... semoga disaat kita kembali mendapat predikat NAFSUL MUTMAINNAH... "

Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung," (QS. Ali'Imran: 173).

Baca juga: Oksigen. Ketika Sehat Lalai Giliran Sakit Dicari

Semoga lahir dan tetap ada insan-insan polisi yang mewarisi nilai-nilai kejujuran dan kebeningan hati (integritas) seperti teladan yang telah dilakukan Mantan Kapolri Hoegeng Iman Santoso.

Kalau Gus Dur menyebut (tahun 2006), dalam pemberantasan korupsi di Indonesia ada tiga polisi yang baik, pertama Hoegeng, kedua patung polisi, dan ketiga polisi tidur.

Tapi, saya berharap satu saja, jangan sampai kata kawan, tidur saja nyusahin apalagi bangun.

"(walaupun) polisi tidur tapi hatinya (tetap) bangun". Tampil mengayomi masyarakat dengan membela kebenaran, kejujuran, dan keadilan yang bermartabad -- sesuai jargonnya presisi (prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan).

Tak lupa, Selamat Hari Bhayangkara ke-78, semoga menebar kebaikan di dalam dan di luar kantor. Tabik...!

× Image