Home > Risalah

Manusia yang Sebaik-baiknya dan Manusia yang Mengolok-olok

Rasa simpati dan empati hendaknya didahulukan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Menolak kebenaran, maksudnya apa yang telah dikabarkan dalam Al-Quran dengan jelas dan benar, tetapi masih ada manusia yang menolak kebenaran wahyu yang datang dari Allah SWT yang menciptakan-Nya. Sedangkan merendahkan manusia, yakni menghinakan dan merendahkan derajat manusia. Terkadang orang yang dihina atau direndahkan itu di sisi Allah SWT lebih terhormat dan lebih dicintai-Nya dibandingkan yang menghina atau yang merendahkan.

Janganlah sekali-kali merendahkan, mencela, apalagi mengolok-olok orang lain yang berada jauh di bawah kita. Orang yang mengolok atau mencela orang lain, baik laki-laki maupun perempuan, maka orang tersebutlah sangat tercela dan terlaknat.

Hinaan atau olok-olok tersebut baik berupa ucapan atau tindakan (perbuatan) masuk dalam sikap mencela. “Kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela,” (QS. Al-Humazah: 1).

Dalam hidup yang berpasang-pasangan ini, jadilah seorang manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Dalam riwayat Imam Ahmad, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Khoirunnas Anfauhum Linnas (Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia).”

Baca juga: Sabar dan Shalat, Solusi Ampuh Mengatasi Musibah

Artinya setelah Allah SWT menciptakan kita berpasangan-pasangan, sebagai insan yang dilebihkan dari makhluk lain, hendaknya kelebihan diri kita dapat disalurkan kepada orang yang berkekurangan baik secara materi maupun secara psikis.

Saling mengajarkan kebaikan (dalam ilmu agama dan dunia) kepada sesama. Salin menasehati (dalam sikap dan perbuatan dalam hubungan antarmanusia) untuk kebaikan. Saling membantu antara yang kaya dan yang kekurangan, dan lainnya, sehingga tercipta harmonisasi dalam kehidupan yang berpasang-pasangan tersebut.

Untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lain, sebaiknya tidak saja menunggu atau melihat terlebih dahulu kondisi yang ada. Akan tetapi, rasa simpati dan empati hendaknya lebih didahulukan dari setiap diri manusia untuk menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi orang lain terutama lingkungan terdekat. Allahua’lam bishawab. (Mursalin Yasland)

× Image