Idul Fitri Melahirkan Kesalehan Sosial

SumatraLink.id – Setelah berpuasa Ramadhan sebulan penuh, umat Muslim se-dunia menyambut hari raya Idul Fitri 1 Syawal dengan kegembiraan. Tarbiyah selama Ramadhan membentuk insan yang bertakwa dan menjadi alumni madrasah Ramadhan yang suka berbagi kebahagiaan antarsesama.
Idul Fitri, mengembalikan insan beriman kepada “setelan pabrik”. Umat terlahir kembali seperti bayi tanpa dosa. Sikap dan perilaku buruk akibat pengaruh syaitan yang selama ini menempel dan menggerogoti hati manusia lambat laut terkikis habis selama Ramadhan.
Jiwa-jiwa yang taat atas perintah Allah Subhanahuwata’ala (SWT) dan utusan-Nya Nabi Muhammad Sholalallahu’alaihi wassalam (SAW), senantiasi berlanjut pasca-Ramadhan. Terpaan Ramadhan yang mengharamkan yang halal di siang hari dan berbagi kegembiraan berbuka dan sahur antarsesama akan melahirkan jiwa kesalehan sosial.
Dalam Islam, kesalehan sosial merupakan ketaatan kepada Allah SWT atas perintah dan larangan-Nya yang membentuk perilaku dan sikap yang saling memahami dan saling merasakan kegembiraan dan kesusahan sesama manusia. Kesalehan sosial ini berwujud pada solidaritas atau kepedulian sesama, tanpa melihat dan memandang strata sosial seseorang.
Dari Jabir bin Abdulah Rodhiyallahuanhu (ra), Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (lain)," (HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Ad-Daruqutni).
Baca juga: Kontemplasi di Ujung Ramadhan
Madrasah Ramadhan sungguh tepat sebagai bulan menerpa jiwa-jiwa yang hati keras membatu, jiwa-jiwa yang hidup tanpa peduli, jiwa-jiwa yang pelit, jiwa-jiwa yang sombong, untuk kembali kepada fitrah yang sejati yakni kesalehan sosial.
Ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW, bila hanya untuk kepentingan diri sendiri, tanpa peduli dengan keluarga, tetangga, atau orang lain yang seharusnya mendapat perhatian dan pertolongan, tiada berguna. Jiwa sosial seorang Muslim sangat dibutuhkan muslim dan atau umat lainnya di berbagai tempat bahkan dunia.
Para alumnus Madrasah Ramadhan seyogyanya akan melahirkan manusia yang sebaik-baiknya berguna bagi sesama manusia. Fitrah manusia ingin berbuat yang baik, dan menjadi manusia terbaik. Orang baik tak hanya melekat kepada kepintaran, kehartaan, kekuasaan, dan atau kepopuleran. Manusia terbaik itu yang memiliki jiwa sosial (berbagi kebahagiaan) dan peduli (membantu kesulitan) orang lain.