Menjadikan Ta'awwun Solusi Masalah Dunia
Tak perlu sungkan-sungkan, tak usah menunda-nunda dengan alasan ini dan itu. Kalau mau menolong orang lain, terlebih kaum muslimin yang tertimpa musibah, atau mendapat perlakuan dzolim oleh orang lain tanpa sebab, bersegeralah. Kezholiman seseorang kepada orang lain itu seharusnya menjadi ladang bagi kita untuk menolong orang yang dizholimin, termasuk yang menzholimi.
Maksudnya, orang yang dizholimi harus kita bantu dengan berbagai upaya baik doa, material, dan lainnya. Sedangkan orang yang menzholimi juga kita bantu. Tapi, bantuannya dalam bentuk usaha mencegahnya, dengan segala upaya, agar tidak terus melakukan penzholiman kepada orang lain, atau orang yang lemah.
"Tolonglah saudaramu baik yang berbuat dzolim maupun yang didzolimi. Sahabat bertanya heran: Bagaimana bisa kami menolong orang yang dzolim? Rasul menjawab, kamu mencegah perbuatan dzholimnya," (HR. Imam Bukhori).
Hal tersebut seperti yang terjadi pada saudara kita di Jalur Gaza dan Masjid Al-Aqsa, Palestina yang mendapat perlakuan tidak manusiawi dari tentara zionis Israel. Kezhaliman zionis Israel laknatullahu 'alaih tersebut harus dicegah dengan apapun, agar mereka menghentikan agresinya kepada rakyat Palestina. Kepada sesama kaum muslimin di sana, kita juga ber-ta'awwun baik dalam bentuk doa dan material.
Kisah dua orang bersaudara yang berbeda perlakuan, menjadi pelajaran kita. Seorang saudara perempuannya (kakaknya), yang hidup seadanya dan bekerja untuk keluarganya. Sedangkan saudaranya yang lain (adiknya) hidup dalam kecukupan dan bersekolah setinggi-tinginya. Kakaknya bekerja apa saja untuk menghidupkan keluarganya termasuk membantu biaya adiknya bersekolah, namun hidupnya terkuras membanting tulang demi keluarga dan adiknya sekolah.
Adiknya tidak mengetahui kalau capaian pendidikannya di luar daerah atau di tanah rantau, hasil jerih payah kakaknya di kampungnya. Kakaknya ikhlas memberikan bantuan agar adiknya bisa mencapai cita-citanya. Meskipun bantuan tersebut tidak diketahui adiknya, niat ikhlas menjadi ladang pahala kakaknya di akhirat.
Inilah yang dinamakan bantuan dan tolong menolong untuk kebaikan, yang satu rela dan ikhlas membantu, yang dibantu tidak melupakan. Semuanya ada pahala tersendiri, yang tidak mungkin sia-sia baik di dunia maupun di akhirat.
"Dan Allah selalu menolong hamba-Nya selama hambanya itu mau menolong saudaranya," (HR Imam Turmudzi). Wallahua’lam bishawab. (Mursalin Yasland)