Rintihan Sakit Imam Ahmad dan Nasehat Thawus bin Kaisan
SumatraLink.id (REPUBLIKA NETWORK) -- Allah subhanahuwata’ala (SWT) menciptakan Nabi Adam ‘alaissalam (AS) menjadi bapak moyang manusia di muka bumi. Kehadiran Nabi Adam AS memupuskan teori Evolusi Darwin bahwa asal manusia dari kera yang berevolusi.
Malaikat, makhluk ghaib yang diciptakan Allah SWT dari cahaya, sedangkan manusia makhluk nyata. Malaikat selalu tunduk kepada Sang Pencipta. Ia berkuasa dan dapat menjelma sesuai kehendak-Nya. Malaikat tidak berketurunan dan tidak berjenis kelamin.
Allah SWT memberi tugas Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kepada para rasul. Malaikat Israfil, peniup sangkakala dan pemikul Arasy. Dan Malaikat Mika'il yang mengurusi hujan dan tumbuh-tumbuhan. Ketiga malaikat tersebut mengurusi kehidupan. Yakni, Jibril mengurusi kehidupan hati, Mika'il mengurusi kehidupan bumi, dan Israfil mengurisi kehidupan pada hari kebangkitan.
Ada malaikat yang mencabut nyawa manusia atas perintah Allah. Malaikat maut ditugaskan mencabut nyawa manusia. Jadi Allah yang mewafatkan manusia. Tidak ada nama malaikat yang mencabut nyawa manusia, karena tidak ada dalilnya secara shahih.
"Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)-mu akan mematikanmu," (As-Sajdah: 11).
Ada malaikat berkeliling di muka bumi. Mereka mencari majlis-majlis ilmu (zikir). Mereka akan duduk bila bertemu halaqoh zikir atau majelis taklim. Terdapat pula malaikat yang mencatat amal manusia.
"Padahal, sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Infithar: 10-12).
Baca juga: Jadikan Bulan Ramadhan Tahun Ini yang Terakhir
Dan juga dalil QS. Qaaf: 18, "Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat-malaikat yang selalu hadir."
Baca juga: Setiap Jiwa Menanti "Tamu Misterius"
Ini kisah Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah. Imam mazhad tersebut sakit. Seorang muridnya menjenguk sang guru. Sakitnya parah. Ia melihat gurunya merintih kesakitan, wajar karena manusia biasa.