Home > Risalah

Belajar Sedekah dari Perang Tabuk

Sedekah separuh butir kurma saja selamat dari api neraka, apalagi lebih dari itu.

Perang Tabuk ini perang istimewa sampai Rasul SAW mengumumkan terbuka kepada para sahabat dan kaum muslimin pada umumnya. Bukankah pada musim paceklik dan panas terik, banyak masyarakat lebih berdiam di kebun-kebun kurma dan buah-buahan berteduh tidak keluar, menunggu musim buah.

Tidak ada kata malas atau alasan apapun dalam hal ini kalau sudah diumumkan. Rasul SAW memerintahkan dan mengajak bersiap perang. Pada perang ini, telah siap 30.000 orang pasukan berjalan bersama Rasul SAW dengan 10.000 kuda, dan 12.000 unta. Jumlah ini kisaran tiga kali lipat balatentata yang dikerahkan pada peristiwa Fathu Makkah.

Kalau sudah perintah Rasul SAW, para sahabat sami’na wa atho’na (aku dengar aku taat). Dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyur-Rahman al-Mubarakfury (Robbani Press, Cetakan I/1998), Sahabat Utsman bin Affan Rodhiyallahu’anhu (RA) berinfak 200 onta, kemudian ditambah lagi 100 onta beserta pelananya dan barang seberat 200 uqiyah (satuan berat zaman Romawi), serta 1.000 dinar diletakkan di pangkuan Rasul SAW.

Tidak sampai di situ saja, pengumpulan donasi masih berlanjut. Utsman masih bersedekah 900 onta, 100 kuda, dan sejumlah uang. Utsman ini memang orang kaya di zamannya. Satu unta sekarang setara minimal harganya Rp 30 juta bergantung kondisinya. Bisa dibayangkan sedekah Utsman saat itu.

Dalam hal kebaikan, para sahabat selalu berlomba-lomba atau fastabiqul khoirot. Sahabat Umar bin Khotob RA tak mau ketinggalan. Beliau menginfakkan separuh harta miliknya. Artinya, harta yang dimiliki keluarga Umar ini harus dikeluarkan di jalan Allah SWT. Tentu, tidak melihat jumlah harta besar dan kecilnya, artinya kehidupan dunia keluarga Umar saat itu sudah hilang separuh. Tidak banyak yang melakukan hal seperti ini.

"Apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?" kata Rasul SAW bertanya ke Umar.

“Sebanyak ini pula (separuh harta),” kata Umar menjawab Rasul SAW.

Umar menyangka apa yang disedekahkannya sudah melebihi yang lain terutama Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Tatkala menghadap Rasul SAW, Abdullah bin Abu Quhafah nama asli Abu Bakar Ash-Shiddiq, menyerahkan infak seluruh harta yang dimilikinya setara 4.000 dirham. Abu Bakar orang pertama yang menyerahkan sedekahnya.

Baca juga: Ramadhan Bulan Alquran, Ini Nasehat Syekh Muhammad Jaber

Pertanyaan yang sama dari Rasul SAW kepada Abu Bakar. “Apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?”

“Aku sisakan untuk mereka Allah SWT dan Rasul-Nya,” kata Abu Bakar Ash-Shiddiq RA.

Jawaban yang cerdas dari seorang Abu Bakar, sahabat dekat Rasul SAW saat hijrah dari Makkah ke Madinah dan sempat bertahan dalam Gua Tsur dalam kejaran Kaum Quraisy. Ia pun telah dijamin masuk surga ini.

Mendengar jumlah sedekah dan jawaban Abu Bakar itu, Umar terkesima. Ia mengakui kalah terhadap sahabat seniornya dalam hal ibadah dan harta. “Saya tidak akan pernah mengalahkan Abu Bakar,”(HR. Tirmidzi).

× Image