Home > Senggang

Menikmati Mudik dengan Kereta Ekonomi Rasa Eksekutif

Petugas tidak segan-segan bila ada penumpang yang merokok di dalam gerbong termasuk di dalam toilet menurunkannya di stasiun berikutnya.

Para pemudik sedang menunggu masuk gerbong di Stasiun Tanjungkarang. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland).
Para pemudik sedang menunggu masuk gerbong di Stasiun Tanjungkarang. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland).

KA Rajabasa I dan II melayani penumpang dari Stasiun Tanjungkarang ke Stasiun Kertapati dan sebaliknya. Harga tiket Rp 32.000 per penumpang. PT KAI hanya menyediakan angkutan kereta penumpang hanya kelas ekonomi. Sedangkan KA Limek Sriwidjaya kelas bisnis dan eksekutif sudah ditiadakan, jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Penumpang KA Ekonomi Rajabasa mengaku puas dengan layanan PT KAI baik pada arus mudik dan balik lebaran Idul Fitri 1445 H. Tadinya, hanya lima gerbong KA, menghadapi lonjakan penumpang arus mudik tahun ini ditambah satu gerbong lagi menjadi enam rangkaian gerbong.

“Saya merasakan langsung pelayanan kereta sekarang lebih baik dari yang dulu-dulu, berdesak-desakan, panas, pengab, banyak yang jualan, banyak yang merokok di dalam kereta,” ujar Usman (53 tahun), penumpang KA Ekonomi Rajabasa saat balik lebaran dari Palembang ke Lampung.

Usman mudik dengan keluarga ke Prabumulih dari Tanjungkarang (Bandar Lampung). Ia merantau ke Lampung karena bekerja di provinsi Sai Bumi Ruwa Jurai (Lampung). Ia termasuk orang perokok kesehariannya. Tetapi, penerapan peraturan di lingkungan stasiun dan dalam kereta, membuatnya menahan diri untuk tidak merokok sembarangan.

Ancaman dari petugas maupun dari tulisan terpajang di area stasiun dan kereta, banyak penumpang yang tadinya “ahli hisab” (perokok) terpaksa ‘puasa’ merokok saat arus balik lebaran siang hari. Petugas tidak segan-segan bila ada penumpang yang merokok di dalam gerbong termasuk di dalam toilet menurunkannya di stasiun berikutnya.

× Image