Menikmati Mudik dengan Kereta Ekonomi Rasa Eksekutif
KA Rajabasa I berhenti di stasiun kecil. Usman keluar gerbong. Ia mencoba mengeluarkan sebatang rokok saat tiba di stasiun kecil di Negara Ratu (Lampung), tapi ia langsung ditegur petugas stasiun yang siaga berjaga di area stasiun.
“Maaf pak, disini dilarang merokok. Kalau mau merokok di bawah ada area merokok. Tapi, hanya 10 menit saja, kereta sudah mau berangkat lagi,” kata petugas KAI menyapa Usman, yang sudah berada di luar gerbong.
Usman langsung menuju ke bawah, menempati kursi di area merokok. Dengan teguran petugas itu, banyak para “ahli hisab” mengikutinya secara terburu-buru, karena hanya disediakan waktu 10 menit. “Lumayan dapat beberapa kali hisap,” tutur Usman, yang mengaku mulutnya pahit kalau habis makan siang tidak merokok.
Peraturan ketat dilarang merokok di area stasiun hingga dalam kereta membuat senang para penumpang khusus kalangan ibu-ibu dan kaum perempuan, terutama yang membawa bayi dan anak-anak. Pada zaman lampau, siapa pun dapat merokok sembarangan di dalam stasiun, apalagi dalam gerbong.
Menurut Bayu, seorang petugas KAI di Stasiun Tanjungkarang, pelayanan memuaskan untuk penumpang menjadi hal utama ditekankan pihak manajemen. Sebelum keberangkakan KA, petugas mengecek kesiapan lokomotif dan jalur rel yang akan dilalui. “Selama ini berjalan normal, tidak ada masalah, termasuk titik-titik rawan anjlok,” kata Bayu.