Home > Risalah

Alam Ini Rusak karena Ulah Tangan Manusia

Tatkala mendapat nikmat dunia kita tidak bersyukur, saat ditimpa musibah kita baru mampu mengingat Allah SWT.

Tapi ironisnya, ketika shalat jumat masjid penuh hingga shaf belakang bahkan meluber ke teras masjid. Coba kita lihat saat waktu shalat Ashar tiba. Kaum muslimin yang shalat kembali seperti semula, bisa dihitung dengan jari.

Shaf pertama hanya segelintir orang, itupun jamaahnya yang usianya lanjut. Kemana larinya, jamaah shalat jumat yang memenuhi masjid tadi. Tua dan muda, anak-anak dan remaja tak keliatan lagi di masjid itu, semua lari dari masjid. Padahal, sebelumnya sekira tiga jam lalu mereka shalat jumat.

Lagi-lagi kita lupa, atau kita tidak pernah mendapatkan ilmunya. Sesungguhnya terdapat waktu mustajab bila kita melaziminya untuk berdoa dan memohon kepada Allah SWT pada hari Jumat.

Baca juga: Andai Engkau Tahu, Niscaya Sedikit Tertawa Banyak Menangis

“Sesungguhnya pada hari Jumat ada satu saat yang tidak bertepatan seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut,” (HR. Al-Bukhori).

Waktu sesaat itu tidak diketahui persis pada hari Jumat tersebut. Ada riwayat yang menyebutkan waktu tersebut pada asaat imam atau khatib naik mimbar hingga selesai shalat Jumat. Dan atau waktu sesaat itu pada saat selesai shalat Ashar hingga menunggu waktu shalat Maghrib.

Kembali ke bencana dan musibah tadi, berarti kita manusia ini selalu lalai dan merugi. Seperti dalam Alquran Surat Al-Ashr (103: 1-3). Allah SWT telah bersumpah atas waktu (masa), waktu Ashar (petang). Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dala kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Jadi, tak akan lagi kita menyalahkan alam ketika terjadi bencana. Bumi, air, hujan, api, udara angin, gunung, tanah, binatang, dan lain-lain tidak berdosa. Mereka berproses mengikuti kehendak Allah. Allah-lah yang memerintahkan air, hujan, api, angin, air, dan lainnya.

Mereka adalah bala tentara Allah. Mereka tidak berdosa, dan manusialah yang berlumuran dosa. Allah mengirimkan kita bencana sebagai peringatan agar kita kembali kepada-Nya. Mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Manusia adalah makhluk yang lemah di dunia ini.

Manusia tidak akan bisa mencapai kesempurnaan. Manusia tempatnya lalai dan khilaf. Manusia terselimuti dosa, dan selalu terancam pada perbuatan kemungkaran. Ancaman perbuatan yang lalai dari perintah Allah, karena setan, jin, dan bala tentaranya selalu menggoda umat manusia, baik dalam keadaan susah maupun senang. Tidak ada manusia di muka bumi ini yang tidak terancam dengan musibah dan bencana. Allahua’lam bishawab. (Mursalin Yasland)

× Image