Home > Kisah

Berutang Seribu Dinar dengan Jaminan Allah SWT

Sebuah kayu bakar ditemukan di pantai menepati janjinya.

Kayu berisi uang tersebut meluncur di lautan. Namun, seorang bani Israil ini tetap berusaha mendapatkan perahu untuk membayar utangnya yang sudah melebihi jatuh tempo.

Bersamaan dengan itu juga, temannya yang mengutanginya juga kerap mendatangi tepi laut untuk melihat barangkali ada temannya atau titipan datang untuk membayar utangnya seribu dinar karena sudah jatuh tempo.

Si fulan tak menjumpai seorang pun tiba di pantai. Namun, ia melihat ada sebuah kayu mengambang di pantai. Ia ambil dan membawanya ke rumah untuk istrinya sebagai sebagai kayu bakar. Ketika si fulan membelah kayu tersebut terdapat uang seribu dinar dan selembar kertas.

Baca juga: Hikmah Kaum Tsamud dan Aad Dijungkirbalikkan

Setelah kejadian itu, seorang bani Israil tersebut balik ke kampungnya dan menemui si fulan.

“Demi Allah SWT sebenarnya aku sudah mencari perahu untuk mengembalikan uangmu yang kupinjam. Tetapi, aku tidak mendapatkannya sebelum kedatangannku ini,” kata seorang bani Israil itu.

Si fulan, temannya berkata, “Apakah kamu pernah mengirimkan sesuatu kepadaku?”

Ia menjawab, “Bukankah tadi sudah kukatakan padamu bahwa aku tidak mendapatkan perahu sebelum kedatanganku ini?”

Temannya mengatakan, “Allah telah menyampaikan titipanmu itu pada sebuah kayu. Jadi, ambil saja kembali uang seribu dinar milikmu itu.” (Mursalin Yasland, dinukil dari Buku Karomat Al-Auliya karya Abu Fida’ Abdurraqib Al-Ibi).

× Image