Home > Ulasan

Kembali ke Mesjid

Dari mesjid itulah aku tumbuh. Sebagai orang mesjid. Pergi kemanapun, mesjid yang dicari setelah alamat yang dituju.

Mesjid menjadi tempat yang strategis untuk berbagi kasih sayang. Mesjid menjadi tempat yang real untuk mengharapkan keberuntungan dalam hidup. Karena (QS. 9:18) Allah berfirman:

"Sungguh, yang memakmurkan masjid-masjid Alloh, hanyalah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan hari kemudian, yang mendirikan shalat, dan membayar zakat. Dan tiada takut (kepada siapapun) kecuali kepada Alloh. Merekalah yang diharapkan masuk golongan orang yang beroleh bimbingan.”

Mesjid adalah tempat kita kembali. Mesjid adalah tempat kita mengabdi. dan menjadikan mesjid SEBAGAI MARKAS PERJUANGAN. Rasulullah SAW membuat mesjid. Menjadi markas perjuangan, di samping sebagai pusat; ibadah dan pemerintahan; Taklim (pendidikan). Ekonomi, hukum, sosial-politik, dan hankam.

Setiap selesai shalat, mesjid diadakan taklim, belajar dan berdikusi tentang hidup dan kehidupan. Usai taklim, ke pasar untuk berdagang. Mesjid juga menjadi tempat konsultasi berbagai masalah keluarga dan masyarakat.

Dalam masalah sosial... politik, Nabi SAW menyatukan warga Madinah, mempersaudarakan Kaum Anshor dan Muhajirin.

Baca juga: Rupiah Mengubah Wajah Dunia

Melalui Mesjid, Nabi Muhammad SAW membuat "Piagam Madinah", sebagai kontrak sosial dan konstitusi yang pertama di dunia. 600 sebelum Magna Charta, konstitusi pertama di Eropa. Kontrak sosial yang dibuat dan mengikat seluruh warga dan suku yang menjadi penduduk Madinah, di dalamnya ada orang-orang Yahudi sebagai golongan yang dominan secara sosial politik dan ekonomi.

Bidang Hankam, selama kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, dalam 10 tahun terjadi 27 kali perang. Itulah pentingnya anak muda. Bayangkan saja anak-anak muda itu menggali parit sepanjang 5 kilometer (km) dengan kedalaman dan lebar 5 meter.

Dalam perang Handak (gali parit) itu, Madinah diserbu oleh musuh-musuh yang jumlahnya berlipat-lipat, dengan fasilitas perang yang lebih "canggih" . Dan dalam perang yang terakhir melawan pasukan Romawi, pasukan dari Madinah harus berjalan sejauh 850 km. Itulah pentingnya anak muda.

Editor: Mursalin Yasland

× Image