Home > Ulasan

Hijrah Membawa Nikmat

Jamaah mulai menziarahi Kota Thoif, berkat doa Nabi SAW setelah dakwah tauhidnya ditolak mentah-mentah penduduknya.
Kota Madinah dan slogannya,
Kota Madinah dan slogannya, "From Medina to The Word". (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id (REPUBLIKA NETWORK) – Oleh Mursalin Yasland (Jurnalis)

Dakwah Nabi Muhammad Sholallahu’alaihiwassalam (SAW) terus mendapatkan penolakan dari kaum Quraisy selama 13 tahun. Penghinaan sampai ancaman pembunuhan dari kaum Quraisy jahiliyyah pengikut Abu Jahal makin marak terhadap dakwah tauhid (mengesakan Allah SWT) yang dibawa Muhammad SAW.

Setelah terganjal, medan dakwah Nabi SAW beralih ke Kota Thoif sekira 90 km dari Kota Makkah, kondisinya juga sama. Bahkan bentuk penolakan dan penindasan dari penduduk Kota Thoif lebih parah lagi dari kota kelahirannya. Nabi Muhammad SAW diusir dan dilempari batu dan kotoran unta sampai berdarah-darah.

Kerasnya penindasan semua penduduk Thoif, menurut riwayatnya dua malaikat penjaga gunung turun tangan, siap menggoncangkan gunung untuk ditimpakan kepada penduduk Thoif. Tapi, dilarang Nabi SAW. Beliau sabar dan tidak dendam. Padahal, bila direstui Nabi SAW, pembalasan itu dibayar kontan oleh malaikat. Penduduk Thoif saat itu juga autobinasa dan tak tersisa.

“Mereka hanya belum tahu. Semoga anak keturunan mereka kelak akan menyembah Allah Subhanahu wata’ala (SWT) dan tidak menyekutukan-Nya,” kata Nabi SAW dalam doanya.

Tiga belas tahun sudah berdakwah di Makkah dan sekitarnya. Serangan yang dihadapi kepada Nabi SAW dan pengikutnya terus bertubi-tubi. Dakwah diawali sembunyi-sembunyi dan berakhir terang-terangan dijalankan. Ujian, tantangan, dan ancaman silih berganti. Namun, ikhtiar dakwah tak pernah kendor.

Baca juga: Rupiah Mengubah Wajah Dunia

Hijrah menjadi pilihan, mundur selangkah (menyiapkan) untuk menang. Sebanyak 12 orang dari Yastrib (nama Madinah dulu) datang menemui Nabi SAW. Mereka masuk Islam, dan terjadilah Baiat Aqobah (1) di dekat Padang Arofah, Makkah.

Nabi SAW mengutus Mus’ab bin Umair mendampingi 12 orang penduduk Yastrib untuk berdakwah di Madinah. Pesan Nabi SAW kepada Mus’ab bin Umair, yang kala itu masih remaja, sebelum beliau hijrah ke Madinah, tidak satu rumah (penduduk Yastrib) pun yang luput didatangi Mus’ab bin Umair untuk menyebarkan dakwahnya.

Mus’ab bin Umair yang dikenal penduduk Makkah remaja tampan dan wangi berhasil “menaklukkan” penduduk Madinah dalam setahun. Sebanyak 75 orang penduduk Yastrib datang ke Makkah menyelinap di saat musim haji. Mereka menemui Nabi SAW dan terjadilah Baiat Aqobah (2). Nabi menanyakan kesiapan penduduk Madinah untuk menerima Islam dan kaum Muhajirin.

× Image