Alquran, Manual Book Selamat Menuju Kampung Akhirat
SumatraLink.id -- Kehadiran kitab suci Alquran yang diwahyukan Allah Subhanahuwata'ala (SWT) kepada Nabi Muhammad Shalallahu'alaihiwassalam (SAW) melalui malaikat Jibril 'alaihiwassalam (AS), sebagai petunjuk bagi manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Petunjuk yang berisi nasehat (kabar) dan ancaman (peringatan) ini memberikan arah perjalanan manusia menuju Allah SWT, yang menciptakannya.
Hal ini semisal ketika seseorang membeli produk orisinil biasanya disertai buku petunjuk (manual book). Buku tersebut beragam bahasa, sesuai dimana pasar produk tersebut beredar, dengan tujuan pengguna (pembeli) memahami teknik dan cara pengoperasian produk agar tidak rusak.
Tak diragukan lagi, dengan Alquran, manusia mampu mengenal Tuhannya dan merasakan keagungannya dan kelezatan kandungannya. Mengapa Alquran diturunkan dengan Bahasa Arab? Jawabannya, agar kamu memahaminya. Seperti dalam Surah Yusuf atat 2, “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Alquran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
Alquran yang berbahasa Arab yang jelas, indah dan menarik perhatian orang berisi banyak kisah-kisah terdahulu, yang diurai secara detil sesuai kebutuhan saat itu dan saat ini. Semuanya menjadi ibroh bagi manusia, yang apabila kita bayangkan niscaya terjadi pada masa sekarang. Begitulah Alquran terkadang kisahnya melebihi masa sekarang.
Hadirnya Alquran menjadi saksi untuk membuktikan bahwa kitab-kitab sebelumnya Taurat dan Injil itu ada, dan juga membenarkan permasalahan dari masa Nabi Adam as seperti tauhid, muamalah, hukum fikih dan lainnya pada masa itu.
Intinya, tidak akan ada dan tidak akan mampu kitab lainnya menandingi Alquran yang diturunkan kepada Muhammad SAW, yang berisi nasehat dan ancaman atau peringatan. Alquran menjadi keniscayaan terhadap ajaran dalam kitab-kitab sebelumnya dalam soal keimanan terhadap hari akhir, terhadap keberadaan manusia di sisi Allah SWT, yang di dalam kitab-kitab sebelumnya masih belum lengkap.
Baca juga: Bertanyalah Sebelum Tersesat Lebih Jauh
Sangat wajar secara kemanusiawian kalau orang yang berakal meyakini apa yang termaktub dalam Alquran. Dan sangat tak wajar bila orang yang mengaku berakal justru meragukan isi yang terkandung dalam Alquran. Karena berpikir dan membayangkan isi kandungan Alquran yang diwahyukan kepada manusia terbaik pilihan Allah yang hadir di muka bumi ini, Muhammad bin Abdillah Rasulullah SAW, dengan akal (rokyu) tak akan mungkin tercapai, karena keterbatasan ilmu manusia dibandingkan dengan ilmu Allah SWT.