Home > Ulasan

Salah Kaprah Menimbang Kejadian dengan Logika Sesat

Setan terus bermain memengaruhi logika seseorang dalam narasi, yang sepertinya baik akan tetapi menjungkirbalikan pola pikir sehat menuju sesat.

Ada lagi yang berpendapat, lebih baik saya jadi preman dan mabuk-mbaukan daripada orang lain yang alim taat beribadah tetapi berbuat asusila atau maksiat. Dua variabel ini jelas berbeda satu dengan lainnya, tetapi disamaratakan untuk memilih yang nada-nada dianggap baik padahal tetap bermasalah keduanya.

Logika seseorang dipengaruhi setan yang bermain dalam narasi, yang sepertinya baik akan tetapi menghancurkan pola pikir sehat menuju sesat. Labelisasi busana atau kostum cenderung memengaruhi persepsi para netizen untuk menghakimi sebuah peristiwa yang belum tentu benar atau tidak, karena tidak berada di lokasi.

Kalau dibalik lagi, ketika seorang terdakwa yang hadir di sidang pengadilan, jutru menggunakan pakaian muslim atau muslimah, setelah mereka melakukan perbuatan yang disangka bersalah. Apakah labelisasi pakaian atau atribut yang dikenakan terdakwa memakai baju koko, peci, jilbab atau kerudung menunjukkan seseorang itu “orang baik” atau taat ibadah?

Baca juga: Lalat Hitam, Solusi dari Masalah Sampah Menumpuk

Pada intinya, setiap perilaku atau perbuatan yang cenderung kearah keburukan sekecil atau sebesar apapun tetap perbuatan maksiat, tidak dapat diremehkan begitu saja. Sebaliknya, setiap perilaku yang mengarah kebaikan sekecil atau sebesar apapun tetap membawa keselamatan atau keberkahan.

Siapa pun orangnya, apapun profesinya, dan strata sosial manapun seseorang itu, tidak dilihat dari tampilan luar semata. Alangkah lebih baiknya, tidak salah kaprah dalam membanding-bandingkan sesuatu dengan labelisasi yang tidak menjernihkan logika berpikir yang sehat bukan sesat.

Baca juga: Cerita dari Lampung Merah, Kado Hari Pers Nasional

Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah (biji) pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan (juga) seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula.” (QS. Az-Zalzalah: 7-8).

Jebakan berpikir sesat dalam paparan narasi memandang sesuatu; ini baik ini buruk, atau lebih baik begini daripada begitu. Buang jauh-jauh prasangka negatif yang tidak solutif dan produktif untuk memperbaiki diri dan pola pikir melihat kejadian baik ataupun buruk pada sorotan mata apalagi era medsos saat ini. Allahua’alam bishawab.

× Image