Home > Risalah

Awali Setiap Pekerjaan dengan Basmallah

Dengan menyebut Nama Allah SWT, secara sadar kita memohon perlindungan dan keselamatan serta ampunan hanya dalam genggaman-Nya.

Dalam hal keduniawiaan, aktivitas manusia tak terlepas dan selalu mengikat kepada sang pencipta. Disunnahkan melafadzkan basmallah ketika hendak makan dan minum. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ucapkan bismillah, makanlah dengan tanganmu dan makanlah makanan yang dekat darimu,” (Hadist Shahih Muslim).

Manusia dalam beraktivitas tak lepas dari masalah, cobaan, ujian, tantangan, dan musibah. Semua itu kerap akan seiring dengan pekerjaan manusia. Penghalang utama dari setiap insan yakni setan yang tidak puas per detik selalu menggoda dan menyesatkan manusia ke jalan salah dengan iming-iming yang menggiurkan.

Sangat disunnahkan atau dianjurkan, sebelum memulai pekerjaan apapun dalam kebaikan diawali dengan melafadzkan basmallah. Ketika membaca basmalllah mulai dari awal pekerjaan atau aktivitas apapun dalam lindungan Allah SWT, kelancaran aktivitas hingga kesuksesan secara langsung melibatkan Sang Pencipta: Dia Maha Hidup dan Dia Maha Mengetahui.

Ketika seseorang telah mengawali setiap pekerjaan dengan melafadzkan basmallah, yang pada akhirnya tidak sesuai dengan harapan dan keinginan kita, maka hal tersebut sudah disebut dengan qodarullah (kehendak Allah SWT). Manusia hanya bisa berbuat, sedangkan Allah SWT yang menentukan.

Bukankah, keaktivitasan manusia bila disertai dan melibatkan Allah SWT dalam semua hal akan berdampak kebaikan. Kebaikan disini, tidak saja hanya mengikuti kebaikan yang diidamkan seseorang. Boleh jadi, menurut kita baik, belum tentu menurut Allah SWT baik, sebaliknya menurut kita jelek, menurut Allah SWT baik.

Baca juga: Bila Iman Menurun, Apa Terapinya?

Setelah berserah diri kepada Yang Maha Kuasa dalam setiap pekerjaan kita, maka apa pun yang terjadi pada akhirnya adalah kehendaknya. Manusia hanya bisa berikhtiar, sedangkan hasil biarlah Allah SWT yang menentukan.

Teringat dengan kisah Siti Hajar berlari-lari dari Bukit Safa ke Marwah dan sebaliknya di padang pasir yang panas terik sebanyak tujuh kali putaran, hanya untuk mencari pertolongan karena sudah kehausan sedangkan bekal ibu dan anak bayinya habis.

Ikhtiar Siti Hajar istri Nabi Ibrahim ‘Alaihiwassalam bersama anaknya Ismail, yang sekarang ritual ibadahnya diamalkan jamaah pada saat haji dan umroh, membuahkan hasil dengan munculnya air zam zam di sekitarnya. Artinya, ikhtiar tidak melihat hasil, namun ikhtiar tetap dijalankan hasil akan mengikuti. Allahua’lam bishawab. (Mursalin Yasland)

× Image