Home > Historia

Masjid Quba, Cikal Bakal Kejayaan Islam

Masjid penuh historis ketika Nabi SAW hijrah ke Madinah, setelah berdakwah di Makkah selama 13 tahun.

Sedangkan Buku Riwayat Nabi Muhammad SAW dan Tempat-tempat Suci Agama Islam karya Doddi Fachrurrozie (Angkasa/2000) menyebutkan, tanah tempat bangunan Masjid Quba milik Kalsum bin Hindun yang kemudian diwakafkan kepada Nabi SAW. Masjid itu disebut Masjid Taqwa.

Dalam Al-Quran Surah At-Taubah ayat 108, “Artinya: “... Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih."

Masjid Quba pada masa Rasulullah SAW dan empat sahabatnya, masih menjadi masjid sederhana. Serambi shalat di sebelah utara bertiang pohon kurma dicampur tanah liat. Atapnya datar dari dau dan pelepah pohon kurma dicampur tanah liat, serambinya sekeliling masjid. Di sekitarnya terdapat telaga atau sumur untuk wudhu.

Baca juga: Rupiah Mengubah Wajah Dunia

Pada masa Abdul Malik bin Marwan, Masjid Quba diperluas. Sedangkan masa Umar bin Abdul Aziz (cicit dari Umar bin Khotob RA) ketika membangun Masjid Nabawi di Madinah juga memperluas dan memperindah Masjid Quba. Masjid ini terus mengalami perubahan dan bentuk sesuai dengan kondisi zaman dan penguasanya hingga Kerajaan Ottoman.

Pada masa Kerajaan Arab Saudi terus mengalami pemugaran, Masjid Quba seluas 135.000 m2 dengan ruang sholat utama seluas 5.035 m2 dengan dinding tembok setinggi 6 m dan tinggi menara 10 m. Pemugaran masjid ini sesuai dengan arsitektur moderen.

Terdapat 19 pintu masuk dan dari semua pintu itu terdapat tiga pintu utama berdaun pintu besar yang menjadi tempat masuk ke dalam masjid, dua pintu untuk lelaki dan satu untuk perempuan. Terdapat juga di dalam ruangan untuk majlis taklim. (Mursalin Yasland)

× Image